Atap Pelana: Pengertian, Model, Keunggulan, & Kelemahannya

Terakhir Diperbarui: 12 September 2024
Penulis:
Dilihat:
Daftar Isi

Atap adalah struktur yang penting dalam sebuah bangunan. Tanpa atap, bangunan tidak memiliki pelindung dari berbagai kondisi di luar. 

Tak hanya itu, atap juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi keindahan bangunan. Bentuk atap rumah  yang tepat dapat membuat tampilannya menjadi lebih estetik.

Atap memiliki banyak jenis dan bentuk, seperti atap datar, sandar, kubah, pelana, dan lain sebagainya. Salah satu jenis yang sering dipakai oleh bangunan di Indonesia adalah atap pelana. 

Lalu, apa itu atap pelana dan apa kelebihan serta kekurangannya? Simak artikel berikut!

Apa itu Atap Pelana?

Sebagaimana namanya, atap ini disebut pelana karena memiliki bentuk layaknya pelana kuda. Atap pelana adalah atap yang  berbentuk seperti segitiga miring yang meninggalkan sisa ruangan di bawahnya. 

Atap jenis ini dapat terbuat dari berbagai jenis bahan, seperti beton, kayu, atau baja ringan. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Atap jenis ini seringkali ditemui pada bangunan-bangunan di Indonesia maupun mancanegara, karena rumah atap pelana kuda dapat menambahkan kesan klasik pada sebuah bangunan.

Selain itu, atap jenis ini dapat dibuat dengan material-material yang lebih murah, sehingga banyak orang yang lebih memilihnya daripada pengecoran atap.

Model Atap Pelana

Atap pelana memiliki banyak model yang dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan. Berikut adalah beberapa jenis modelnya.

1. Pelana Depan

contoh atap pelana depan
Contoh atap pelana depan (sumber: Dekoruma)

Pelana depan atau front gable adalah atap yang memiliki kemiringan yang persis pada kedua sisinya. Jenis atap ini adalah jenis yang paling sering digunakan karena tidak membutuhkan perancangan dan pemasangan yang rumit.

2. Pelana Silang

contoh atap pelana silang
Contoh atap pelana silang (sumber: lantai kayu Indonesia)

Cross gable atau pelana silang adalah jenis atap yang memiliki dua baris bersilangan dan membentuk sudut lancip di bagian tengahnya.

Atap jenis ini memiliki desain yang menarik namun cukup rumit, sehingga jarang digunakan pada bangunan rumah. 

3. Pelana Kotak

Atap pelana kotak atau box gable roof memiliki bentuk yang hampir mirip dengan pelana depan, tetapi memiliki perpanjangan kotak di bagian ujungnya. Perbedaan pelana kotak dengan pelana pada umumnya hanya terletak di desain segitiganya.

4. Pelana Bertingkat

Contoh atap pelana bertingkat
Contoh atap pelana bertingkat (sumber: Wikipedia)

Jika Anda menginginkan rumah atap pelana klasik, maka jenis ini adalah yang paling cocok dengan rencana bangunan Anda. 

Jenis pelana bertingkat atau dutch gable memiliki desain paling unik daripada jenis lainnya. Atap ini memiliki sebuah ruang kotak kecil yang berada di atas pelana yang biasanya difungsikan sebagai ruangan loteng.

Potongan atap pelana bertingkat pun juga memiliki detail yang unik dan kompleks, sehingga dapat menambahkan efek klasik pada sebuah bangunan.

Meskipun desainnya yang cukup kompleks, tetapi jenis ini masih banyak diminati oleh beberapa orang karena menjadikan tampilan bangunan menjadi lebih menarik.

Keunggulan Atap Pelana

Mayoritas bangunan menggunakan jenis atap pelana bukanlah tanpa alasan, melainkan memang ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh atap jenis ini. 

Berikut adalah beberapa keunggulan dari atap pelana sebagai pelindung atas bangunan.

1. Desain yang Menarik

Sangat jelas bahwa jenis atap ini memiliki desain yang lebih menarik daripada atap cor yang datar dan tidak terlihat. Tentunya, dengan berbagai jenis model dan pilihan material, rencana atap pelana untuk bangunan dapat Anda sesuaikan sendiri sesuai kebutuhan.

Meskipun jenis atap ini seringkali dihubungkan dengan model bangunan klasik, tetapi tak menutup kemungkinan Anda untuk memodifikasinya menjadi lebih modern. Anda dapat merancang bangunan rumah atap pelana modern yang dapat disesuaikan sendiri dengan yang Anda inginkan.

2. Sirkulasi Udara yang Bagus

Bentuk atap yang miring dapat memberikan sirkulasi udara yang bagus pada bangunan Anda. Hal ini disebabkan karena udara panas di dalam bangunan akan keluar melalui ventilasi atap, sehingga dapat menyejukkan bagian dalam bangunan.

Itu sebabnya, jenis atap ini sangat cocok untuk digunakan pada bangunan di Indonesia yang memiliki iklim tropis, sehingga Anda tidak akan merasa kepanasan di dalam rumah ketika musim panas.

3. Pencahayaan yang Baik

Penggunaan atap pelana juga memungkinkan Anda untuk memberikan skylight yang akan memberikan cahaya alami dalam bangunan Anda. Tentunya, hal tersebut dapat memberikan pencahayaan yang baik pada bangunan Anda.

4. Pemasangan yang Mudah

Desain yang fleksibel membuat jenis atap ini juga tidak membutuhkan pemasangan yang sulit. Pemasangan atap pelana jauh lebih mudah daripada jenis atap lainnya yang membutuhkan banyak tenaga. 

Selain itu, jenis atap ini juga lebih mudah perawatannya. Anda dapat membersihkan sampah atau daun yang jatuh pada atap melalui sela-sela atap tersebut.

5. Tahan Cuaca Ekstrem

Mayoritas bangunan di negara bersalju juga menggunakan jenis atap pelana. Hal tersebut dikarenakan jenis atap ini memang dapat menahan beban dengan kuat dan tahan di cuaca ekstrem. Jenis atap ini juga dapat bertahan pada kondisi hujan deras dan juga angin kencang.

Kemiringan dari atap jenis ini menyebabkan beban dari atas akan langsung jatuh ke bawah. Itulah sebabnya atap ini lebih tahan terhadap beban dan cuaca ekstrem.

6. Sistem Drainase yang Efisien

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa jenis atap ini memiliki bentuk miring yang cukup curam, sehingga dapat memberikan sistem drainase yang lebih efisien daripada jenis atap lainnya. 

Saat hujan tiba, air yang turun di atas bangunan akan digiring ke bawah, sehingga dapat mengurangi risiko air menggenang di atas atap.

7. Hemat Biaya

Jenis atap ini memiliki banyak pilihan material, seperti genteng tanah liat, seng, fiber, asbes, baja ringan, dan masih banyak pilihan bahan lainnya. Itu artinya, pemasangan atap pelana dapat disesuaikan dengan rencana budget pembangunan Anda.

Namun, Anda juga harus memperhatikan ketahanan material yang Anda pilih agar bangunan Anda lebih tahan lama dan kokoh. Sebaiknya, pilihlah bahan atap yang kokoh namun ringan, aman, dan juga tidak menghasilkan suara yang mengganggu ketika cuaca ekstrem.

Kelemahan Atap Pelana

Meskipun memiliki banyak keunggulan, ternyata jenis atap ini masih memiliki beberapa kelemahan. Beberapa kelemahan atap jenis ini yang perlu Anda perhatikan adalah sebagai berikut.

1. Risiko Keretakan dan Kerobohan

Meskipun atap ini memiliki ketahanan terhadap cuaca ekstrem, tetapi hal tersebut juga akan mempengaruhi kekokohan jenis atap ini.

Terpaan hujan deras dan paparan sinar matahari secara terus menerus dapat membuat atap pelana perlahan mengalami keretakan. Maka dari itu, pemilihan bahan material harus sangat diperhatikan untuk menghindari kemungkinan ini.

2. Butuh Pemasangan yang Teliti dan Presisi

Atap jenis ini memang memiliki tingkat pemasangan yang lebih mudah daripada jenis atap lainnya. Namun, bukan berarti Anda dapat memasangnya asal-asalan. 

Pemasangan atap ini harus dilakukan dengan teliti dan presisi. Hal ini juga berkaitan dengan pencegahan kerusakan jangka panjang pada atap bangunan Anda. Oleh karena itu, Anda juga harus memperhatikan prosedur pemasangan atap pelana.

3. Risiko Kebocoran

Meskipun kemiringan atap dapat mengurangi risiko kebocoran air hujan, namun tidak menutup kemungkinan risiko tersebut masih dapat terjadi. Anda dapat melapisi atap dengan cat anti bocor untuk mengurangi kemungkinan kebocoran yang akan terjadi.

Selain itu, yang paling penting adalah pemilihan bahan yang sesuai dengan iklim tempat tinggal Anda agar atap bangunan dapat bertahan lama.

Jika Anda bingung jenis atap yang kuat dan kokoh untuk bangunan Anda, Adimas memiliki asbes unggulan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Tentunya, produk kami sudah lolos uji ketahanan terhadap cuaca di Indonesia. Kunjungi situs web Adimas untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Rekomendasi Artikel Terkait