Rumah Tahan Gempa: Struktur, Pondasi, dan Contohnya

Terakhir Diperbarui: 14 June 2024
Penulis:
Dilihat:
Daftar Isi

Sebagian wilayah di Indonesia berada di jalur rawan gempa, sehingga cukup membahayakan nyawa masyarakat. Maka dari itu, rumah tahan gempa sangat dibutuhkan.

Gempa memang menjadi salah satu fenomena alam yang sering terjadi di Indonesia. Bencana ini pun sulit untuk dihindari karena datangnya secara tiba-tiba.

Kondisi tersebut membuat banyak kerugian, salah satunya karena bangunan yang hancur. Bahkan, banyaknya korban yang ada salah satunya juga akibat tertimpa runtuhan bangunan.

Kejadian tersebut salah satunya juga disebabkan oleh kelalaian manusia. Hal ini karena tidak memperhatikan standar lokasi, desain, serta pembangunan rumah ideal dan tahan gempa.

Meski begitu, kita bisa mencegah kerugian yang mungkin bisa terjadi akibat gempa bumi. Di sini, salah satu solusi alternatifnya adalah dengan membangun rumah tahan gempa.

Dibangunnya rumah tahan gempa juga akan memberikan keamanan lebih bagi penghuninya. Hal ini karena lebih memperhatikan perihal konstruksi dan desain rumah tahan gempa.

Apa Itu Rumah Tahan Gempa?

Rumah tahan gempa adalah jenis bangunan yang dirancang dan dibangun dengan mempertimbangkan faktor-faktor kekuatan dari gempa bumi.

Artinya, rumah tahan gempa adalah hunian yang apabila terkena gempa bumi, bangunannya tetap kuat dan sulit roboh.

Tujuannya untuk mengurangi kerusakan dan resiko cedera pada bangunan hingga penghuninya saat terjadi gempa bumi.

Umumnya, bangunan tahan gempa akan memperhatikan beberapa hal. Mulai dari struktur bangunan yang kuat, penggunaan teknologi anti gempa, desain fleksibel, dan lokasi yang aman.

Bangunan tersebut, tentu dapat memiliki banyak keuntungan bagi penghuninya. Sebab, rumah akan menjadi lebih kokoh dan kuat jika terjadi gempa, sehingga bisa menghindari reruntuhan terhadap penghuninya.

Struktur Rumah Tahan Gempa

Struktur rumah tahan gempa
Struktur rumah tahan gempa. (Sumber: © Freepik)

Perlu dipahami, struktur rumah tahan gempa memang dirancang untuk menanggulangi gaya yang dihasilkan oleh gempa bumi. Mulai dari gaya geser, tekan, dan tarik.

Dengan kata lain, struktur rumah tahan gempa adalah salah satu jenis konstruksi yang mempunyai sistem untuk menahan gaya dinamik gempa, sehingga bisa meredam goncangan.

Terdapat beberapa komponen dalam struktur rumah tahan gempa, di antaranya sebagai berikut:

1. Pondasi

Komponen pertama yang wajib ada untuk membangun hunian tahan gempa adalah pondasi yang kuat. Tujuannya untuk menyeimbangkan beban bangunan, sehingga meminimalisir rumah roboh.

Pondasi rumah tahan gempa sendiri berbentuk kerangka utama bangunan dan dirancang untuk menjaga stabilitas dan kekuatan rumah selama gempa.

2. Dinding elastis

Umumnya, hunian tahan gempa terbuat dari bahan-bahan yang elastis, seperti bambu atau kayu. Tujuannya untuk menyerap sebagian besar energi gempa, sehingga membantu meredakan getaran.

3. Beton 

Konstruksi rumah tahan gempa yang perlu diperhatikan adalah beton. Beton yang digunakan pun tidak boleh sembarangan karena harus dibuat kokoh serta memenuhi standar baku.

Beton sendiri merupakan campuran dari semen, pasir, kerikil, dan air yang membentuk massa lebih padat dan berat. Saat ini, banyak menggunakan beton normal yang memiliki berat isi 2200-2500 kg/m3.

4. Beton bertulang

Selanjutnya, menggabungkan besi beton dengan beton normal untuk membangun rumah tahan gempa. Hal ini tetap dengan bantuan vibrator atau molen untuk menghasilkan beton bertulang yang berkualitas.

Penggunaan elemen beton bertulang dibatasi, yakni pada baja tulangan dan kawat baja saja. Tujuannya untuk menahan tekanan dan gaya geser yang terjadi selama gempa.

Jenis-Jenis Pondasi Rumah Tahan Gempa

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, jika pondasi merupakan salah satu aspek penting dalam struktur sebuah bangunan.

Pondasi sendiri memiliki fungsi untuk menyalurkan beban ke tanah dan berada paling bawah. Maka dari itu, pondasi wajib diletakkan ke tanah dengan keras.

Berikut ini terdapat beberapa jenis pondasi rumah tahan gempa:

1. Pondasi rumah telapak

Jenis pertama yakni, pondasi rumah telapak yang terbuat dari beton bertulang. Dasar pondasi ini berbentuk persegi empat atau persegi panjang.

Pondasi rumah telapak cocok digunakan untuk bangunan bertingkat. Hal ini karena memiliki keunggulan berupa proses pembuatannya tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.

Tentu, proses pembuatannya menjadi lebih cepat dan tidak memakan waktu yang lama. Selain itu, bahan bakunya tidak terlalu mahal.

2. Pondasi rumah batu kali

Pondasi yang cukup populer digunakan saat ini adalah jenis rumah batu kali. Hal ini dikarenakan proses pembuatannya sangat sederhana.

Pembuatannya hanya dilakukan dengan menumpuk batu kali dan dilekatkan dengan semen. Tentunya, harga bahan bakunya cenderung lebih murah karena tidak memerlukan material yang rumit.

Selain itu, pondasi rumah batu kali juga terkenal awet dan tidak mudah rusak jika terkena banjir hingga gempa bumi sekalipun.

3. Pondasi rumah plat beton lajur

Selanjutnya, ada pondasi rumah plat beton lajur yang cocok digunakan untuk membuat hunian tahan gempa.

Pondasi ini lebih kuat karena semua bagiannya menggunakan beton tulang. Ukuran lebar pelat lajurnya sendiri sekita 70-120 sentimeter.

Prose pembuatannya pun cukup mudah karena hanya membutuhkan galian sedikit saja karena dibuat ditempat pembuatan pilar. Tentu, biaya yang dikeluarkan juga lebih rendah.

4. Pondasi rumah cakar ayam

Sesuai dengan namanya, pondasi satu ini memang menyerupai bentuk cakar ayam. Bahan yang digunakan berupa besi beton dan ditanam di dalam tanah dengan kuat.

Jenis pondasi semacam ini sangat cocok digunakan di tanah yang lembek, seperti bekas sawah atau rawa. Hal ini dikarenakan memiliki struktur yang sangat kokoh.

Apalagi, pondasi rumah cakar ayam berisi beton yang padat dan kuat. Tentu, akan mencegah air masuk ke dalam.

5. Pondasi bored pile

Jenis pondasi rumah tahan gempa berikutnya adalah bored pile yang menggunakan bahan baku berupa beton bertulang dan dimasukkan ke dalam lubang bor.

Pondasi ini cocok digunakan untuk hunian tingkat karena kekuatannya sangat baik, terutama untuk menahan gempa bumi.

Penggunaan beton yang cukup minim, membuat proses pembuatan bored pile tidak memerlukan biaya yang mahal.

6. Pondasi sumuran

Terakhir, ada jenis pondasi sumuran yang mana proses pengerjaannya dilakukan di tempat secara langsung dengan memakai batu belah dan beton.

Pembuatan awalnya dilakukan dengan menggali tanah berukuran 60-80 sentimeter dan kedalamannya 8 meter. Jenis pondasi ini juga cocok digunakan untuk gedung bertingkat yang berlokasi di lahan sempit.

Proses pengerjaannya pun tidak membutuhkan alat berat, sehingga biaya yang dikeluarkan pun juga lebih rendah.

Contoh Rumah Tahan Gempa

Demi membuat bangunan tahan gempa, aspek lain yang perlu diperhatikan pula adalah desainnya. Desain rumah tanpa gempa bertujuan untuk merespons gerakan tanah saat terjadi gempa.

Umumnya, akan menggunakan bahan yang elastis atau desain struktural yang dirancang supaya bisa mengontrol pergerakan tanah.

Adapun beberapa contoh rumah tahan gempa, yakni sebagai berikut:

1. Rumah instan sederhana sehat (RISHA)

Kementerian PUPR menginisiasi hunian tahan gempa yang diberi nama rumah instan sederhana sehat atau disingkat RISHA.

Rumah ini sudah banyak dibangun di Aceh sejak tahun 2004 lalu. Model bangunan ini pun sudah teruji dan tahan terhadap guncangan gempa dengan kekuatan 8 skala richter.

2. Rumah dome

contoh house dome
Contoh ilustrasi house of dome. (Sumber: © flickr.com)

Ada desain rumah tahan gempa yang memiliki kerangka unik dan disebut seperti bangunan Teletubbies. Model rumah ini ada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan sudah ada sejak 2006 lalu.

Rumah ini memiliki desain bangunan tanpa pondasi, sehingga bisa untuk menahan gempa yang terjadi. Elemen dinding dan bagian atapnya pun juga menyatu.

3. Rumah unggul sistem panel (Ruspin)

Selanjutnya, ada rumah unggul sistem panel yang didesain dengan sistem bongkar pasang. Jenis bangunan ini juga menggunakan teknologi rangka rumah pracetak dan sistem sambungan baut.

Teknologi tersebut membuat Ruspin cocok diterapkan sebagian besar wilayah Indonesia, terutama yang rawan gempa. 

4. Rumah conwood

Rumah Tahan Gempa: Struktur, Pondasi, dan Contohnya
Contoh ilustrasi Rumah Conwood. (Sumber: © Pexels)

Terakhir, ada jenis rumah conwood yang bisa dijadikan sebagai hunian tahan gempa era sekarang ini. Rumah ini memiliki desain konstruksi yang berhubungan erat dengan materialnya.

Panel tersebut terbuat dari semen dan serat, sehingga menjadi lebih lentur terhadap guncangan. Tentu, akan lebih kuat dan tahan terhadap gempa bumi.

Nah, itulah penjelasan terkait struktur, pondasi, dan contoh rumah tahan gempa yang perlu diketahui. Sekarang ini, Anda harus mulai untuk membangun hunian tahan gempa.

Kondisi tersebut tidak lepas karena sering terjadinya gempa bumi di Indonesia yang sulit untuk dihindari. Maka dari itu, membangun rumah tahan gempa menjadi solusi untuk meminimalisir kerusakan atau risiko lain.

Fenomena alam yang terjadi tidak hanya gempa bumi saja. Melainkan ada beberapa fenomena lain yang juga sering terjadi, seperti halnya cuaca ekstrem.

Cuaca ekstrem di antaranya ada hujan badai, angin, hingga matahari yang sangat menyengat. Maka dari itu, Anda perlu melindungi rumah dari cuaca ekstrem tersebut.

Cara yang bisa dilakukan adalah dengan melindungi atap rumah dari cuaca ekstrem, salah satunya hujan. Jangan sampai rumah Anda mengalami kebanjiran akibat atap bocor.

Maka dari itu, Anda perlu mempercayakan bahan baku pembuatan atap yang anti bocor dan kokoh dari Adimas.

Pasalnya, terdapat produk Lisplang atau papan semen rata yang sudah terpercaya untuk melindungi atap dari bahaya kerusakan cuaca ekstrem.

Dijamin dengan menggunakan produk Lisplang, maka rumah tidak akan kemasukan air saat hujan serta terhindar dari serangan binatang, seperti serangga atau tikus, jika tertarik untuk menggunakan produknya, maka Anda bisa untuk segera hubungi kami dan konsultasikan kebutuhan rumah secara gratis!

Rekomendasi Artikel Terkait