Apa Itu Pondasi, Jenis, Fungsi, dan Aspek Pemilihannya

Terakhir Diperbarui: 13 June 2024
Penulis:
Dilihat:
Daftar Isi

Pondasi adalah struktur bangunan yang menjadi salah satu kunci dari keberhasilan suatu bangunan, untuk dapat bertahan sesuai dengan tujuan pembangunannya.

Memilih struktur bangunan yang tepat menjadi jaminan bagi bangunan Anda dalam menahan beban dari internal dan eksternal bangunan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian pondasi, jenisnya, fungsi, serta aspek pemilihannya yang benar.

Pengertian Pondasi

Pondasi adalah bagian dari sistem struktur yang memindahkan beban yang dipikul oleh pondasi dan beratnya sendiri, ke tanah dan batuan di bawahnya. 

Struktur bangunan ini harus diperhatikan dan menjamin stabilitas bangunan terhadap beratnya sendiri, beban hidup, dan gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan semacamnya. Tidak boleh ada penurunan lokal pondasi atau penurunan yang merata.

Rencana suatu struktur dasar bangunan akan dianggap benar, jika beban yang disalurkan ke dasar pondasi tidak melebihi kekuatannya. Jika kekuatan tanah terlampaui, akan terjadi penurunan atau dekomposisi tanah yang berlebihan.

Jika tegangan tekan melebihi tekanan yang diijinkan, pondasi tiang dapat digunakan untuk mengangkut tegangan tekan ke dinding dan kolom struktur. 

Jenis Pondasi

Tendapat beberapa jenis pondasi yang dapat dipertimbangkan sebagai dasar dari bangunan Anda. 

Ingat, memilih bahan serta model yang tepat akan memberi banyak keuntungan pada Anda. Berikut adalah beberapa jenisnya:

1. Pondasi Dangkal

Pondasi dangkal adalah landasan atau struktur dasar yang memikul beban secara langsung. Model ini digunakan bila lapisan tanah yang menopang dasar pondasi relatif jauh dari permukaan tanah/daya dukung tanah di dasar bangunan lemah. 

Jika kedalaman dasar tanah tersebut kurang dari atau sama dengan lebar pondasi (D = B), maka dapat dikatakan sebagai pondasi dangkal.

Sistem ini digunakan pada tanah yang baik, tidak dalam, dan dapat mengatasi gangguan air tanah atau air sungai. Sehingga, sistem dapat dikerjakan pada kondisi kering, agar kualitas pondasi lebih baik dan lebih ekonomis. 

Pondasi dangkal pun terbagi menjadi beberapa jenis lagi seperti:

a. Raft

Struktur bangunan jenis dangkal ini digunakan untuk mendistribusikan beban statis ke area yang luas. Umumnya, jenis pondasi ini digunakan pada daerah tanah dengan tekstur lebih lunak atau longgar dan daya dukung yang rendah. 

b. Tapak

Kaki tapak ini digunakan untuk mendukung titik beban di gedung. Umumnya, bangunan yang dibangun berbentuk lingkaran atau bundar, namun ada juga yang berbentuk bujur sangkar. Jenis tapak juga biasanya dibangun menjadi tanggul untuk menopang beban tiang yang cukup berat.

Tiang pancang dan kedalaman pondasi menjorok ke dalam tanah keras, sehingga cocok untuk bangunan yang berdiri di atas tanah lunak.

c. Jenis Menerus

Jenis longitudinal atau strip foundation biasanya digunakan untuk menopang bangunan dengan beban longitudinal. Struktur membujur biasanya dibangun pada dinding bangunan yang berbentuk bujur sangkar, persegi panjang, atau trapesium. Jenis ini dibangun dari campuran batu pecah, batu kali dan beton tuang tanpa tulang. 

d. Jenis Laba-laba

Jenis ini merupakan pondasi dangkal tradisional yang merupakan gabungan antara sistem pelat beton datar menerus dan sistem perbaikan tanah. Jenis ini menggunakan tanah sebagai bagian dari struktur.

Baca Juga: Pondasi Batu Kali: Pengertian, Ukuran, Fungsi dan Kelebihan

2. Pondasi Dalam

Dengan bantuan jenis pondasi dalam, maka beban yang diterima dapat dialihkan ke lapisan yang lebih dalam dan kedalaman tertentu dapat dicapai hingga tercapai jenis tanah yang mendukung kapasitas beban struktur. 

Dengan cara ini, jenis tanah bangunan yang tidak sesuai dengan tanah dapat dihindari. Jenis ini biasanya digunakan pada bangunan yang ukurannya cukup lebar serta jarak antar tiang penyangganya berkisar 6 meter. Di bawah ini adalah berbagai model struktur dalam yang biasa digunakan dalam konstruksi bangunan

a. Tiang Pancang

Jenis tiang pancang dapat digunakan bila tanah di bawah dasar bangunan tidak cukup untuk menopang berat dan beban bangunan.

Jenis ini juga dapat dipertimbangkan bila tanah cukup kuat untuk menopang berat bangunan dan beban efektif total berada pada lapisan dalam pada kedalaman lebih dari 8 meter dari permukaan bumi.

Tugas dan tujuan digunakannya adalah untuk memindahkan beban struktur atas ke lapisan tanah keras yang sangat dalam. Jenis tiang pancang terbagi menjadi 4, yaitu pancang kayu, pancang beton, pancang baja, dan pancang komposit.

b. Bore Pile

Jenis bored pile adalah pondasi yang dalam di bawah permukaan bumi. Struktur ini ditempatkan pada kedalaman yang diinginkan dengan mengebor lubang dengan sistem pengeboran atau pengerukan.

Setelah kedalaman tercapai, beton dituangkan ke dalam lubang yang dibor.

Bored pile atau disebut juga jenis struktur lubang, sering digunakan pada bangunan besar dan perumahan yang tanahnya cukup rendah di atas permukaan tanah sehingga tidak mungkin untuk menggali atau menggunakan jenis dangkal yaitu model lubang.

Berbeda dengan tiang pancang, dimana pondasinya ditopang oleh beton yang tertanam di dalam casing atau tanah bor.

c. Piers

Jenis ini merupakan pondasi yang fungsinya untuk menyalurkan beban struktur yang berat ke bangunan. Ini dilakukan dengan menggali tanah dalam-dalam, setelah itu setelah menggali, tiang akan dipasang di tanah. Jenis kolom ini biasanya terbuat dari beton bertulang. Pada umumnya, balok beton membran yang digunakan harus sesuai dengan tinggi yang direncanakan pada setiap ukuran. 

d. Basement/ruang bawah tanah

Basement adalah satu atau lebih tingkat bangunan yang seluruhnya atau sebagian berada di bawah tanah.

Pembangunan basement bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan ruang yang semakin langka dan mahal.

Ini adalah proses yang menggunakan pondasi bawah tanah untuk menopang beban bangunan dengan baik.

Struktur bangunan ini terdiri dari tiga bagian penting, yaitu konstruksi, dinding penahan tanah, dan drainase.

Setiap bagian memiliki fungsinya masing-masing, hal ini dilakukan agar basement mampu menahan beban dan mendistribusikannya dengan baik agar merata, tetap kokoh dan kuat menahan beban seluruh bangunan.

Karena memiliki ruang kosong (basement) di bawahnya, struktur ini hanya ditopang oleh tiang pancang dan dinding penahan tanah. 

Baca Juga: Mengenal Serba-Serbi Pondasi Cakar Ayam di Indonesia

3. Crawlspace

Dengan jenis pondasi ini, rumah crawl space dibangun menggunakan bahan struktur beton dengan dinding pondasi pendek. Pondasi rumah ini menciptakan ruang pemisah antara rumah dan properti.

Bentukan ini memberikan keuntungan bagi rumah yaitu terhindar dari banjir dan bencana lainnya, serta rayap.

Selain itu, ruang kosong antara properti dan bangunan terutama digunakan sebagai penyimpanan, saluran air dan listrik, dan di lahan empat musim sebagai tungku untuk tempat tinggal. 

4. Pelat Beton

Jenis pelat beton atau dikenal juga dengan pelat tunggal atau monolitik memiliki keunggulan murah dan cepat dalam pembuatannya. Proses pemasangan pelat beton cukup sederhana.

Blok beton dengan kedalaman sekitar dua meter ditempatkan di sekitar pelat, jaring kawat, dan baja tulangan tertanam di dalam beton.

Di luar keunggulannya, jenis ini juga memiliki kelemahan yang cukup mengganggu. Karena pipa saluran pembuangan dan selokan dipasang sebelum beton dituangkan, akan selalu ada masalah drainase atau saluran air. Anda perlu memotong panel untuk mengakses pipa yang bermasalah. 

5. Kayu

Jenis kayu sering digunakan dalam pembangunan rumah tradisional. Namun, bukan berarti saat ini atau desain modern tidak menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya. Di beberapa rumah di tempat yang akses bahan bangunan seperti beton, besi dan lain-lain agak sulit, kayu masih menjadi solusi.

Sebelum proses konstruksi, kayu olahan yang akan digunakan biasanya diawetkan dengan mencampur bahan alami dan kimia khusus untuk memperkuat dan memperpanjang umur kayu dari unsur-unsurnya. 

Baca Juga: Kenali Struktur dan 10 Model Rangka Atap Baja Ringan untuk Bangunan

Aspek Pemilihan Pondasi

Pembuatan pondasi untuk jalanan

Memilih pondasi harus didasarkan pada beberapa aspek tertentu seperti tujuan bangunan, jenis tanah, kedalaman tanah keras pendukung struktur bangunan dan aspek biaya (keuangan). Penjelasan aspek-aspek terkait pemilihannya adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa kondisi lantai atau tanah lokasi pembangunan

Sifat tanah di bawahnya sangat erat kaitannya dengan pemilihan jenis struktur yang tepat. Karena, setiap jenis struktur memiliki bentuk dan mekanisme distribusi beban yang berbeda, tergantung dengan kondisi tanah. Faktor tanah yang perlu dipertimbangkan meliputi jenis tanah, parameter tanah, daya dukung, kedalaman tanah keras, dan lain-lain. 

2. Faktor keterbatasan karena struktur di atas

Kondisi beban bangunan atas dapat meliputi jumlah beban bangunan atas, arah gaya dan distribusi beban, beban vertikal dan horizontal, serta karakteristik dinamik struktur.

3. Keterbatasan kondisi lingkungan

Pembatasan lingkungan yang disebutkan dalam bagian ini adalah persyaratan lingkungan proyek. Mengingat keadaan lingkungan harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan, diharapkan pekerjaan konstruksi tidak mengganggu dan membahayakan lingkungan atau bangunan di sekitarnya, biaya, dan waktu kerja. 

4. Faktor biaya dan waktu

Untuk menyelesaikan suatu proyek, tentu perencanaan waktu dan juga anggaran biaya perlu diperhatikan, karena mereka terlibat dalam manajemen konstruksi bangunan dan terkait erat dengan pencapaian kondisi yang wajar dan ekonomis.  

Fungsi Pondasi

Tentu struktur bangunan yang satu ini memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan. Fungsi pondasi yang utama adalah untuk menopang beban bangunan. Selain itu, dengan memiliki dasar yang kuat, maka terciptalah bangunan yang kuat dan kokoh.

Tak hanya itu, struktur ini juga bertindak sebagai perantara untuk menghilangkan beban statis yang ada dan gaya lain yang bekerja pada lantai penahan beban bangunan di atas permukaan tanah.

Jika tidak dilakukan dengan benar, terdapat kemungkinan bangunan tersebut akan bermasalah di kemudian hari. Misalnya, membangun rumah di atas sawah yang sebelumnya tanahnya belum stabil membutuhkan perencanaan dasar yang tepat.

Setelah membangun pondasi yang tepat, Anda dapat menggunakan asbes gelombang kecil dari Adimas untuk melengkapi bangunan impian Anda. Produk tersebut dapat digunakan sebagai atap bangunan yang memiliki umur pemakaian yang lama karena tahan terhadap cuaca ekstrem.

Rekomendasi Artikel Terkait