Bencana alam kerap menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal. Dalam situasi darurat seperti ini, bangunan semi permanen menjadi solusi yang cepat untuk menyediakan tempat tinggal sementara.
Bangunan jenis ini dirancang dengan karakteristik yang mendukung konstruksi cepat dan efisien.
Meski begitu, bangunan semi permanen tetap harus dibangun dengan teknik yang tepat agar mampu memberikan keamanan bagi penghuninya.
Lalu, apa saja ciri-ciri bangunan semi permanen, serta kelebihan dan kekurangannya? Simak pembahasan lengkapnya dalam artikel berikut ini!
Definisi Bangunan Semi Permanen
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005, bangunan semi permanen adalah bangunan yang dirancang untuk memiliki umur pakai antara 5 hingga 10 tahun.
Jenis bangunan ini umumnya tidak memerlukan surat izin mendirikan bangunan (IMB), kecuali jika memiliki dua lantai atau jika status bangunannya diubah menjadi bangunan permanen melalui renovasi.
Menurut Badan Pusat Statistik, bangunan semi permanen menggunakan material seperti dinding bambu, tembok bata tanpa plester, dan kayu dengan kualitas standar yang bersifat ekonomis.
Karena dirancang untuk penggunaan sementara, bangunan jenis ini memiliki pondasi yang tidak sekuat bangunan permanen sehingga lebih dapat dibongkar pasang atau dipindahkan.
Contoh bangunan semi permanen meliputi:
- Asrama berbahan kayu
- Bangunan kontainer
- Barak untuk pekerja
- Fasilitas kesehatan sementara
- Tempat pengungsian
- Pos penanggulangan bencana
- Pop-up store
Perbedaan Bangunan Semi Permanen dan Sementara
Bangunan semi permanen dan bangunan sementara memiliki perbedaan utama dalam hal tujuan penggunaan dan karakteristiknya
Aspek | Bangunan Sementara | Bangunan Semi Permanen |
---|---|---|
Tujuan dan Penggunaan | Dirancang untuk kebutuhan jangka pendek dan menawarkan fleksibilitas tinggi dalam penggunaan serta pemasangan. | Meskipun memiliki umur pakai terbatas (5-10 tahun), bangunan semi permanen memerlukan waktu pembangunan yang lebih lama dan memberikan ketahanan yang lebih untuk penggunaan jangka menengah. |
Material dan Konstruksi | Biasanya menggunakan rangka aluminium yang ringan dan atap PVC. Pemasangannya juga sederhana, cukup diletakkan di atas alas beton atau permukaan tanah. | Umumnya menggunakan rangka baja dan atap solid. Konstruksi ini juga sering melibatkan elemen tradisional seperti bata dan balok, serta memerlukan pondasi yang lebih kuat. |
Meskipun keduanya non permanen, bangunan semi permanen lebih fokus pada daya tahan dan penggunaan jangka menengah, sedangkan bangunan sementara lebih mengutamakan fleksibilitas dan kebutuhan mendesak.
Baca Juga: Karakteristik Rumah Semi Permanen, Fungsi, & Materialnya
Fungsi Bangunan Semi Permanen
Bangunan semi permanen memiliki beberapa fungsi yang beragam diantaranya adalah.
- Hunian Sementara: Bangunan semi permanen menjadi solusi hunian bagi mereka yang masih berstatus nomaden atau sedang menunggu kesempatan untuk memiliki rumah permanen.
- Dukungan Proyek Pembangunan: Jenis bangunan ini cocok sebagai tempat tinggal sementara bagi pekerja proyek karena biayanya lebih terjangkau dan pengurusan izinnya relatif mudah.
- Perlindungan untuk Korban Bencana: Saat bencana terjadi, bangunan semi permanen dapat menjadi tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi pengungsi hingga situasi kembali pulih dan ancaman berlalu.
- Dukungan Kegiatan Bisnis: Untuk perusahaan yang ingin membuka pop-up store, bangunan semi permanen menghadirkan kesan profesional dan memberikan perlindungan lebih dibandingkan dengan tenda booth.
Ciri-Ciri Bangunan Semi Permanen
Untuk memberikan gambaran lebih lanjut, bangunan ini dapat diidentifikasi melalui beberapa ciri berikut
1. Dinding dengan Material Sederhana
Bangunan semi permanen biasanya memiliki dinding dari bahan setengah tembok, kayu, bambu, atau panel modular yang mudah dipasang. Beberapa bahkan menggunakan kontainer atau sistem knockdown untuk mempermudah proses pembangunan.
2. Atap dengan Bahan Ekonomis
Atap bangunan ini menggunakan bahan yang lebih terjangkau seperti asbes, seng, atau genteng yang cukup kuat untuk menahan panas dan hujan namun tetap ekonomis.
3. Lantai Sederhana
Lantai bangunan ini umumnya terbuat dari kayu, semen, atau ubin sederhana, tanpa menggunakan keramik yang lebih mewah.
4. Usia Pemakaian Relatif Singkat
Dirancang untuk jangka pendek, bangunan semi permanen biasanya memiliki masa pakai sekitar 5 hingga 10 tahun, tetapi bisa saja hanya digunakan selama beberapa bulan, tergantung kebutuhan dan material yang digunakan.
5. Desain Sederhana dan Praktis
Bentuk bangunannya sederhana, sering kali berbentuk persegi atau persegi panjang, sehingga lebih cepat dan mudah dibangun dengan material terbatas.
6. Sirkulasi Udara Efisien
Karena bahan bangunan yang digunakan sering kali membuat ruang terasa lebih panas, sistem sirkulasi udara seperti ventilasi pada dinding atau exhaust fan di atap menjadi penting untuk menjaga kenyamanan.
7. Aksesoris Siap Pakai
Bangunan tipe ini biasanya menggunakan aksesoris yang sudah jadi, seperti pintu, jendela, atau lemari standar, yang praktis tanpa kustomisasi tambahan kecuali untuk kebutuhan tertentu seperti booth atau pop-up store.
Material konstruksi bangunan ini umumnya menggunakan bahan-bahan sederhana dan ekonomis diantaranya adalah.
- Bata Ringan: Bata ringan (hebel) dapat digunakan untuk bangunan sementara karena ringan dan pemasangannya cepat tanpa pasir ayak, cukup dengan semen.
- Kayu: Kayu sering digunakan untuk bangunan semi permanen, dipasang menggunakan paku, tetapi memiliki celah antar papan yang memungkinkan serangga dan udara masuk.
- Bambu: Bambu memiliki fleksibilitas tinggi, mudah dibongkar, murah, dan bisa digunakan kembali, menjadikannya cocok untuk bangunan sementara.
- Kontainer: Kontainer semakin populer sebagai bangunan sementara karena bentuknya yang besar dan mudah dimodifikasi.
- GRC (Glassfiber Reinforced Concrete): GRC digunakan pada dinding dan plafon bangunan sementara dengan daya tahan sekitar 5-10 tahun.
- Kombinasi Tembok dan Kayu: Kombinasi tembok bata untuk bagian bawah dan kayu untuk bagian atas digunakan untuk daya tahan yang lebih baik namun tetap hemat.
- Batang Pohon Bambu: Bambu tahan kompresi dan lentur, cocok untuk rangka struktural, dinding, dan atap pada bangunan semi permanen di iklim panas.
- Kardus/Karton: Kardus dapat digunakan untuk membuat furnitur seperti kursi dan tempat tidur dengan perakitan sederhana menggunakan alat pemotong dan lem.
- Daur Ulang Karet: Karet daur ulang dapat digunakan untuk membuat bata cepat rakit yang cocok untuk bangunan sementara.
Jenis-jenis Bangunan Semi Permanen
Bangunan non permanen menggunakan struktur modular yang dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu rakita, flatpack, modbox, dan k-house.
1. Rakita
Rumah Pabrikan Indonesia (Rakita) adalah jenis bangunan yang dibangun dengan sistem perakitan.
Rakita mudah dibangun, portabel, dan berbiaya terjangkau. Bahkan, pembangunannya dapat dilakukan dalam waktu satu hari saja.
2. Flatpack
Flat Pack merupakan bangunan dengan konstruksi baja ringan cocok untuk kantor atau mess. Dindingnya didesain untuk tahan terhadap cuaca ekstrem,
3. Modbox
Modbox berbentuk seperti peti kemas besar dan biasanya digunakan sebagai tempat tinggal darurat, kantor proyek, atau booth acara.
4. K-house
K-House menggunakan rangka baja ringan dan dinding panel prefabrikasi sehingga mudah dipindahkan dan nyaman ditempati.
Kelebihan dan Kekurangan Bangunan Semi Permanen
Berdasarkan karakteristik, bangunan jenis ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
Kelebihaan | Kekurangan |
---|---|
Biaya konstruksi lebih ekonomis, sehingga lebih terjangkau. | Tidak ideal untuk pemakaian jangka panjang. |
Proses pembangunan lebih cepat dan sederhana. | Rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem dan suhu, kurang cocok di iklim ekstrem. |
Lokasi bangunan fleksibel, bahkan bisa dipindah jika diperlukan | Hak kepemilikan tanah sering kali tidak didukung secara legal. |
Sesuai untuk daerah yang rawan bencana karena sifatnya yang sementara. | Umumnya, tidak diterima di area yang mewajibkan bangunan permanen. |
.Renovasi mudah dilakukan jika diperlukan. | Membutuhkan perawatan ekstra dan risiko kerusakan lebih tinggi jika tidak dibangun dengan baik. |
Dapat memanfaatkan bahan alami atau material daur ulang | Membutuhkan perawatan ekstra dan risiko kerusakan lebih tinggi jika tidak dibangun dengan baik. |
Tips Membangun Bangunan Semi Permanen
Apabila Anda ingin membangun bangunan semi permanen, perhatikan tips berikut untuk pembangunan yang optimal.
- Gunakan Material Lokal: Pilih material yang mudah diakses dan ramah lingkungan untuk mempercepat pembangunan. Ini juga membantu mengurangi jejak ekologis konstruksi.
- Bangun Struktur Mudah Dibongkar Pasang: Gunakan desain yang mudah dipasang dan dibongkar tanpa memerlukan keterampilan teknis tinggi. Hal ini mendukung konstruksi darurat yang cepat.
- Rancang untuk Masa Pakai Panjang: Meskipun semi permanen, pastikan struktur memiliki daya tahan yang cukup. Ini memungkinkan bangunan digunakan lebih lama jika diperlukan.
- Optimalkan Kenyamanan dengan Energi Rendah: Desain ventilasi yang baik memungkinkan udara segar masuk dan udara panas keluar secara alami. Penempatan jendela dan ventilasi silang dapat menciptakan aliran udara yang nyaman.
Kesimpulan
Bangunan semi permanen merupakan solusi yang ideal untuk kebutuhan jangka pendek hingga menengah, menawarkan konstruksi yang cepat dan biaya yang ekonomis.
Apabila Anda sedang merencanakan untuk membangun bangunan semi permanen untuk usaha, gunakan lisplang sebagai material bangunan Anda.
Kami menawarkan produk lisplang GRC berkualitas tinggi, baik motif polos maupun motif kayu, yang tahan terhadap air, api, dan rayap.
Dengan lisplang dari Adimas, bangunan Anda akan mendapatkan perlindungan optimal dari kerusakan cuaca sekaligus meningkatkan nilai estetika.
Kontak kami sekarang!