Mengenal Gaya Arsitektur Gotik dan Sejarah Bangunan di Dunia

Terakhir Diperbarui: 3 October 2024
Penulis:
Dilihat:
Daftar Isi

Gaya arsitektur Gotik mulai berkembang pesat di benua Eropa sejak abad ke-12 dan dikenal dengan karakteristik model bangunan yang tinggi dan lengkungan runcing.

Pernahkah Anda melihat bangunan yang memiliki gaya arsitektur yang unik dan memanjakan mata? Seperti contohnya bangunan Gereja Katedral di Jakarta atau Gereja Katolik Hati Kudus Yesus di Malang.

Bangunan tersebut bisa kita sebut gaya arsitektur gotik. Gaya arsitektur gotik akan sering dijumpai di negara-negara Eropa. Lalu apa itu arsitektur gotik? Mari kita simak bersama-sama secara mendalam.

Apa itu Arsitektur Gotik

Arsitektur gotik adalah gaya arsitektur yang berkembang di Eropa pada abad ke-12 hingga ke-16, ditandai dengan bangunan tinggi, jendela besar berhiaskan kaca patri, dan lengkungan runcing.

Ciri khas lainnya termasuk penggunaan penopang luar (flying buttress) dan kubah yang menjulang tinggi, yang memungkinkan konstruksi bangunan besar dengan ruang interior yang luas, seperti katedral dan gereja.

Gaya ini sering digunakan dalam bangunan keagamaan dan bertujuan menciptakan kesan spiritual dan kemegahan.

Sejarah Arsitektur Gotik

Sebelum membahas lebih mendalam lagi, mari kita simak lebih dulu bagaimana sejarah dibalik terciptanya gaya arsitektur ini.

Jadi, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, arsitektur gotik yang dalam bahasa Latin disebut “francigena opus,” pertama kali muncul sekitar tahun 1140 di Saint-Denis, dekat Paris, Prancis, berkembang dari arsitektur Romanesque dan akhirnya digantikan oleh arsitektur Renaissance. Gaya ini menjadi ciri khas Eropa terutama pada abad ke-12.

Gaya ini banyak dijumpai di katedral dan gereja-gereja di Eropa, di mana gereja Katolik memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan masyarakat saat itu.

Kemunculan gaya arsitektur ini berakar dari kebosanan terhadap bentuk arsitektur yang ada pada era tersebut. Mirip dengan desain Scandinavian, yang lahir dari keinginan masyarakat Nordik untuk berpindah dari gaya interior kuno dan menciptakan filosofi desain yang mendukung lingkungan rumah yang sederhana.

Namun, seiring berjalannya waktu, arsitektur ini mulai merambah berbagai jenis bangunan lainnya, seperti istana, museum, perpustakaan, dan gedung pertemuan. Gaya arsitektur ini juga memiliki kemiripan dengan gaya arsitektur Eropa lainnya.

Ciri-Ciri Arsitektur Gotik

Berikut ini ciri khas dari struktur arsitektur gotik adalah antara lain:

1. Ujung yang Runcing

contoh arsitektur gotik
Arsitektur Gotik (sumber: Pexels.com)

Ciri khas dari struktur arsitektur gotik pertama adalah struktur tinggi, megah, dan menara yang memiliki ujung runcing. Detail dekoratif pada fasad terlihat sangat rumit, berbeda jauh dengan ciri-ciri arsitektur Romanesque yang datar dan tidak terlalu tinggi.

Pengaruh gaya ini dapat dilihat pada desain atap miring, detail pola renda, dan jendela-jendela dengan lengkungan runcing.

2. Flying Buttress

bentuk flying buttress pada arsitektur gotik
Arsitektur Gotik (sumber: casce.princeton.edu)

Ciri khas dari struktur arsitektur gotik kedua adalah flying buttress, Flying buttress adalah salah satu fitur paling penting dalam dekorasi bagian luar bangunan gotik.

Gaya arsitektur ini menggunakan sistem dukungan berupa flying buttress untuk menstabilkan struktur bangunan yang tinggi. Selain berfungsi sebagai penyangga, desainnya yang estetis juga menambah elemen kemewahan pada bangunan.

3. Lengkungan Runcing

bentuk lengkungan runcing pada arsitektur gotik
Arsitektur Gotik (sumber: commons.wikimedia.org)

Ciri khas dari struktur arsitektur gotik ketiga adalah lengkungan runcing. Lengkungan ini berfungsi mendukung berat desain langit-langit yang tebal dan memberikan nilai dekoratif pada ruang interior. Model lengkungan ini terinspirasi oleh arsitektur Islam yang populer di Spanyol pada masa itu.

Dalam konteks rumah, lengkungan runcing menciptakan ruang yang lebih terang dan terbuka, serta memungkinkan pilar penyangga di bawahnya memiliki bentuk yang lebih ramping.

4. Vault

Ciri khas selanjutnya adalah vault. Istilah vault merujuk pada bagian atap melengkung yang menjadi salah satu ciri khas arsitektur ini. Sistem vault berfungsi mirip dengan lengkungan runcing dalam menyokong beban lantai di atasnya.

Desain lengkung memberi kesan tinggi dan megah, sedangkan vault memberikan nuansa keagungan. Deretan pilar yang terintegrasi dengan vault menjadi elemen utama dalam konstruksi bangunan.

5. Pencahayaan dan Interior yang Luas

Ciri-ciri selanjutnya adalah pencahayaan dan interior yang luas. Sebelum munculnya arsitektur ini, istana dan bangunan lainnya di awal abad pertengahan tidak menawarkan kenyamanan untuk ditinggali atau beribadah

Banyak istana yang memiliki pondasi lemah untuk mendukung atap batu, sehingga biasanya menggunakan atap kayu yang sering mengalami kebocoran. Pencahayaan yang terbatas membuat suasana terasa gelap dan suram. 

Arsitektur ini menekankan pencahayaan dengan jendela-jendela besar dan interior yang luas, membuat istana dan gereja terlihat lebih megah dan menyenangkan. Konsep bukaan cahaya yang luas ini serupa dengan desain rumah minimalis yang menerapkan konsep open plan, menghadirkan ruang yang lebih terbuka.

6. Gargoyle

gargoyle pada arsitektur gotik
Arsitektur Gotik (sumber: Pexels.com)

Ciri-ciri arsitektur gotik selanjutnya adalah gargoyle. Gargoyle adalah salah satu elemen arsitektur, berupa patung kecil yang biasanya dipasang di sepanjang atap atau dinding luar bangunan.

Gargoyle bertugas sebagai saluran drainase untuk air hujan yang mengalir dari atap, keluar melalui mulutnya. Selain itu, gargoyle juga digunakan untuk menakut-nakuti roh jahat pada masa itu.

Bentuk gargoyle yang sering menyeramkan mirip dengan iblis atau monster dihadapkan ke bawah. Ketakutan dan takhayul berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat saat itu, dan penampilan makhluk-makhluk aneh ini mendorong banyak orang untuk mencari perlindungan melalui gereja dan katedral dari ancaman roh jahat.

7. Penekanan pada Dekorasi dan Ornamen

contoh arsitektur gotik
Arsitektur Gotik (sumber: Pexels.com)

Ciri-ciri arsitektur gotik selanjutnya adalah penekanan pada dekorasi dan ornamen. Arsitektur ini adalah gaya yang pertama kali mengintegrasikan keindahan dan estetika ke dalam desain bangunan. Arsitektur tidak hanya berfungsi secara utilitarian, tetapi juga memiliki makna dan nilai seni yang mendalam.

8. Jendela Mawar (Rose Window)

contoh jendela mawar pada arsitektur gotik
Arsitektur Gotik (sumber: Pexels.com)

Ciri-ciri arsitektur gotik selanjutnya adalah jendela mawar. Dalam konteks arsitektur, jendela mawar digunakan sebagai sumber cahaya dan menambah nilai estetika bangunan. Secara religius, jendela mawar melambangkan firman Tuhan, menggambarkan cahaya yang menerangi hati para jemaat gereja.

Contoh Bangunan Arsitektur Gotik

Berikut beberapa contoh bangunan arsitektur Gotik yang terkenal antara lain:

1. Katedral Notre-Dame di Paris

katedral notre-dame di paris
Katedral Notre-Dame (sumber: pinterest.com)

Contoh bangunan arsitektur gotik pertama terletak di Paris. Dikenal dengan lengkungan runcingnya, kaca patri yang indah, dan penggunaan flying buttress.

2. Katedral Cologne di Jerman

katedral cologne di jerman
Katedral Cologne (sumber: pinterest.com)

Contoh bangunan arsitektur gotik kedua terletak di Jerman. Salah satu katedral terbesar di Eropa dengan menara kembar yang menjulang tinggi.

3. Katedral Milan di Italia

katedral milan di Italia
Katedral Milan (sumber: pinterest.com)

Contoh selanjutnya terletak di Jerman. Memiliki ribuan patung, menara tajam, dan desain interior megah.

4. Westminster Abbey di Inggris

katedral westminster di Inggris
Westminster Abbey (sumber: pinterest.com)

Contoh selanjutnya terletak di Inggris. Bangunan bergaya Gotik ini terkenal sebagai tempat penobatan raja dan ratu Inggris.

4. Gereja Katedral di Jakarta

gereja katedral di Jakarta
Gereja Katedral (sumber: pinterest.com)

Contoh selanjutnya terakhir terletak di Indonesia. Bangunan ini adalah salah satu bangunan dengan bergaya gotik di indonesia. 

Gereja Katolik ini berada di Jakarta Pusat, diresmikan pada tahun 1901, dan dibangun dengan gaya arsitektur Neo-Gotik yang terinspirasi dari Eropa. Gereja ini sangat dikenal di kalangan masyarakat berkat bentuknya yang indah dan megah. Hingga kini, Gereja Katedral Jakarta masih digunakan untuk kegiatan ibadah.

Penutup

Tidak terasa sudah selesai juga topik yang kita bawakan kali ini. Dapat kita simpulkan arsitektur gotik adalah gaya arsitektur yang berkembang di Eropa dari abad ke-12 hingga ke-16, ditandai dengan bangunan tinggi, jendela besar berhiaskan kaca patri, dan lengkungan runcing.

Ciri-ciri utamanya meliputi ujung bangunan yang runcing, penggunaan flying buttress, lengkungan runcing, vault, pencahayaan yang baik, gargoyle, serta penekanan pada dekorasi dan ornamen, termasuk jendela mawar.

Contoh bangunan arsitektur Gotik yang terkenal antara lain Katedral Notre-Dame di Paris, Katedral Cologne, Katedral Milan, Westminster Abbey, dan Gereja Katedral di Jakarta. Gaya ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai simbol keagungan dan seni.

Jika Anda tertarik membuat bangunan dengan nuansa kuno, kami Adimas menyediakan salah satu material yang cocok untuk nuansa bangunan yang kuno. Material tersebut juga tahan lama serta mudah untuk dipasang.

Segera hubungi kontak kami jika Anda berminat untuk membelinya atau sekedar bertanya dan mencari informasi lebih mengenai kebutuhan Anda.

Rekomendasi Artikel Terkait