Dalam sebuah bangunan, kita mengenal pemilihan arsitektur. Arsitektur memiliki banyak macam. Salah satu jenisnya adalah arsitektur klasik.
Jenis ini adalah jenis arsitektur bergaya romawi atau yunani yang sangat kental pada aspek utama bangunan. Arsitektur ini menawarkan jenis bangunan yang menawan.
Arsitektur klasik memiliki ciri khas yang simetris dan dihiasi berbagai ornamen yang sangat berwarna atau terkesan “ramai”.
Kolom dalam arsitektur klasik biasanya mengikuti salah satu dari tiga orde utama: Doric, Ionic, dan Corinthian.
Arsitektur klasik sering dianggap sebagai dasar dari banyak gaya arsitektur Barat yang muncul kemudian, dan tetap mempengaruhi desain bangunan hingga saat ini.
Anda akan sering menjumpai jenis arsitektur ini pada bangunan bergaya Eropa seperti bangunan peninggalan kolonial, gereja, dan lain sebagainya.
Dalam artikel ini, kami akan mengajak Anda untuk menjelajahi lebih dalam terkait jenis arsitektur klasik mulai dari pengertian, perkembangan, hingga keempat jenisnya berdasarkan lokasi berkembangnya. Simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Arsitektur Klasik
Mari kita mengetahui pengertian dari arsitektur klasik secara umum dan spesifik terlebih dahulu. Umumnya arsitektur klasik adalah adalah gaya arsitektur yang didasarkan pada prinsip-prinsip desain dan elemen-elemen yang berasal dari peradaban Yunani dan Romawi Kuno.
Gaya ini memiliki ciri-ciri penggunaan kolom, simetri, proporsi yang seimbang, dan elemen dekoratif seperti frieze, pedimen, dan pilaster. Arsitektur ini menekankan harmoni, keindahan proporsional, dan perhatian terhadap detail.
Adapun beberapa jenis penggunaan tersebut terbagi menjadi 3 macam. Diantaranya adalah Doric, Ionic, dan Corinthian.
Ketiga macam tersebut berasal dari gaya bangunan pada setiap peradaban Yunani Kuno. Jenis ini telah mempengaruhi banyak gaya arsitektur Barat yang muncul kemudian, termasuk Renaisans, Barok, dan Neoklasik, dan tetap menjadi inspirasi dalam desain bangunan hingga saat ini.
Secara spesifik, adalah jenis arsitektur yang memiliki prinsip gaya berdasarkan penempatan dan instalasi setiap aspeknya dengan perspektif eropa atau barat.
Perkembangan Arsitektur Klasik
Dalam awal mulanya hingga saat ini, arsitektur ini telah melalui beberapa perkembangan yang sangat variatif.
Dari perkembangannya, terdapat beberapa jenis-jenis baru yang membuatkan jenis gaya bangunan ini semakin berkembang.
1. Era Yunani Kuno
Arsitektur ini berawal dari peradaban Yunani Kuno, yang dimulai pada abad 800 hingga 500 tahun sebelum Masehi.
Pada abad ini, gaya arsitektur ini terbatas pada jenis dorian saja, yang memang pertama kali berkembang pada peradaban Negara Kota Doria. Kerangkanya juga masih terkesan sederhana jika Anda bandingkan dengan gaya arsitektur lainnya.
2. Era Romawi
Setelah itu, sekitar tahun 500 sebelum Masehi hingga tahun 476 Masehi, ada beberapa inovasi yang dibawa baik oleh Peradaban Makedonia dan pada akhirnya, oleh Romawi.
Inovasi ini ditandai dengan munculnya dua gaya baru. Yaitu Ionic dan Corinthian yang lebih ramai akan ornamen dan memiliki keselarasan yang lebih kompleks.
Peradaban Romawi memberikan beberapa tambahan seperti kubah dan lengkungan yang hingga saat ini dapat Anda lihat pada kerangka bangunan Basilika San Pietro di Vatikan.
3. Era Abad Pertengahan
Pada era ini, arsitektur klasik mulai mengalami penyederhanaan dan gaya klasik yang kompleks cenderung hanya pada bangunan gereja saja seperti Hagia Sofia dan Katedral Aachen.
4. Era Renaisans
Pada era ini, pembaharuan gaya arsitektur klasik mulai dikembangkan. Ada beberapa bangunan bergaya Corinthian dengan sentuhan abad renaisans yang ramai seperti Basilika Santa Maria del Fiore di Florence.
5. Abad ke 17 hingga 19 Masehi
Ada beberapa gaya baru yang tercipta berdasarkan arsitektur klasik ini seperti gaya Barok dan Rococo. Kedua gaya ini terkesan lebih dramatis dan sangat anggun seperti pada bangunan istana kerajaan seperti Istana Buckingham di Inggris dan Versailles di Prancis.
Selain itu gaya arsitektur klasik pada era ini dipenuhi dengan tambahan seperti lantai yang ramai akan ornamen seperti lantai teraso. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang lantai teraso, Anda dapat membaca artikel berikut.
Setelah itu muncul arsitektur neoklasik yang memberikan kesederhanaan kembali atas gaya bangunan yang terlalu ramai dan anggun. Gaya neoklasik ini dapat Anda temukan pada bangunan pemerintah seperti Capitol Building di Amerika Serikat.
6. Era Kontemporer
Pada era ini, terdapat jenis gaya klasik yang dipadukan dengan konstruksi bergaya futuristik dan modern. Beberapa gedung pemerintahan dan finansial sering memadukan unsur ini seperti bangunan pemerintahan di Manhattan dan New Jersey.
Jenis Gaya Arsitektur Klasik
Setelah mengetahui perkembangannya, saatnya mengetahui jenis dari gaya pada arsitektur klasik. Berikut adalah 4 jenis gaya arsitektur klasik berdasarkan tempat menjamurnya gaya ini.
1. Jenis Yunani Kuno
Jika tadi kita telah mengetahui jenis doria, ionic, dan corinthian, ketiga jenis ini merupakan contoh dari gaya arsitektur klasik yunani kuno. Jenis ini memiliki nuansa yang kental dengan aspek bangunan yunani.
Contoh dari pengaplikasiannya seperti pilar, atap, hingga tangga. Umumnya sering diaplikasikan pada tipe bangunan pemerintahan terutama di Eropa dan Amerika Serikat seperti Parthenon di Nashville, Amerika Serikat, yang merupakan Replika bangunan aslinya di Yunani.
2. Jenis Romawi
Sementara itu jenis ini merupakan inovasi dari jenis gaya yunani kuno. Peradaban romawi menambahkan beberapa elemen seperti kubah dan lengkungan. Anda dapat melihat contoh bangunan dengan jenis arsitektur ini pada Colosseum di Roma dan Basilika San Pietro.
3. Jenis Italia
Ini adalah jenis yang sering Anda temui pada kawasan Italia, San Marino, Malta, Spanyol, hingga Prancis bagian selatan.
Pada jenis ini penuh dengan beberapa tambahan seperti perluasan tipe corinthian. Bangunan seperti Basilika San Pietro selain menggabungkan unsur romawi, juga menggabungkan unsur renaisans pada bagian dinding dan pilarnya.
4. Jenis Amerika
Adalah jenis yang menjamur pada bangunan pemerintahan, perkantoran, hingga perbankan di Eropa dan Amerika Serikat. Jenis ini sangat kental dengan unsur neoklasik yang mengedepankan penyederhanaan pada aspek atap dan bagian atas pilar.
Selain itu jenis ini juga mengedepankan kemegahan dan kesan kokoh bangunan tersebut. Beberapa contoh bangunan seperti Capitol State Building dan juga Parthenon merupakan bangunan yang megah dan besar.
Kesimpulan
Demikian penjelasan lengkap artikel ini terkait dengan arsitektur klasik pada bangunan. Anda telah menelusuri mulai dari pengertian, perkembangan, hingga jenis-jenis gaya pada arsitektur ini.
Arsitektur klasik mengenalkan gaya bangunan yang terkesan mewah dan anggun dengan perspektif Eropa atau barat. Meskipun begitu, beberapa aspek pada jenis arsitektur ini dapat Anda aplikasikan pada bangunan bernuansa tropis.
Penggunaan jenis klasik di Indonesia seringkali dapat Anda temukan pada bangunan bernuansa Eropa seperti gereja, museum, ataupun rumah peninggalan kolonial Belanda. Dengan kebanyakan bergaya Barok atau Neoklasik.
Arsitektur klasik terus mempengaruhi desain arsitektur hingga hari ini, dengan banyak bangunan modern yang mengadopsi elemen-elemen klasik untuk menciptakan tampilan yang elegan dan abadi.
Salah satu komponen dapat mempercantik atap pada bangunan dengan arsitektur ini adalah asbes gelombang.
Adimas menyediakan berbagai macam asbes gelombang dengan berbagai jenis sesuai kebutuhan salah satunya adalah untuk keperluan atap ataupun komponen tambahan pada bangunan dengan arsitektur klasik.
Kunjungi kontak website kami untuk penawaran dan informasi lebih lanjut.