Pondasi raft, juga dikenal sebagai pondasi plat, pondasi rakit, atau MAT foundation, adalah salah satu jenis pondasi yang digunakan dalam konstruksi bangunan.
Pada artikel berikut ini, kita akan membahas tentang pengertian pondasi raft, jenis-jenis, hal-hal yang perlu diperhatikan saat ingin menggunakan jenis fondasi raft, juga kelebihan dan kekurangannya. Simak selengkapnya pada artikel berikut!
Pengertian Pondasi Raft
Pondasi dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal biasanya digunakan jika beban yang ditanggung oleh struktur rendah dibandingkan dengan daya dukung tanah permukaan.
Sedangkan pondasi dalam diperlukan jika daya dukung permukaan tanah tidak memadai untuk mendukung beban yang ditimbulkan oleh suatu struktur sehingga beban tersebut perlu ditransfer ke lapisan yang lebih dalam dengan daya dukung yang lebih tinggi.
Pondasi raft merupakan salah satu jenis pondasi dangkal. Pondasi rakit adalah lempengan beton tebal yang bertumpu pada area tanah yang luas yang diperkuat dengan baja, kolom penyangga atau dinding pendukung. Jenis fondasi ini menyebarkan beban bangunan ke area yang lebih luas dari pada fondasi lainnya, sehingga menurunkan tekanan pada tanah.
Pondasi rakit atau MAT ini umumnya digunakan untuk menopang struktur seperti bangunan tempat tinggal atau bangunan komersial di mana kondisi tanahnya buruk, tangki penyimpanan, silo, fondasi untuk peralatan industri berat, dan lain-lain.
Pondasi rakit merupakan pelat beton bertulang di bawah seluruh bangunan atau ekstensi, “mengambang” di atas tanah seperti rakit yang mengapung di atas air.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pondasi rakit tidak cocok untuk semua tipe bangunan dan biasanya perlu dirancang oleh seorang insinyur.
Baca Juga: Pondasi Tapak, Jenis, Fungsi, Hingga Ukurannya
Jenis-jenis Pondasi Raft
Penggunaan pondasi rakit atau MAT ini tergantung pada kondisi tanah dan beban yang dibebankan pada pondasi.
Berikut ini adalah berbagai jenis pondasi raft yang digunakan dalam konstruksi:
1. Pelat Rata
Pondasi rakit tipe pelat datar terdiri dari pelat beton bertulang dengan ketebalan seragam yang menutupi seluruh area bantalan. Jenis pondasi ini digunakan ketika kolom penyangga dan dinding memiliki jarak yang seragam dengan interval yang kecil dan beban yang ditanggungpun relatif kecil.
Penguat pada pelat disediakan di kedua arah dalam bentuk jaring baja. Dua jaring diperkuat di bagian atas dan bawah pelat untuk menyeimbangkan gaya lentur ke atas dan ke bawah. Ketebalan maksimum 300 mm disediakan untuk pelat beton jika menggunakan pondasi rakit.
2. Pelat yang Ditebalkan di bawah Kolom
Tipe pelat datar tidak cocok bila beban kolom sangat berat. Untuk membuatnya kompatibel, ketebalan pelat harus ditingkatkan. Beban berat dari kolom menimbulkan momen lentur negatif dan geser diagonal ke dalam pelat.
Jadi, untuk menahan hal ini, bagian pelat di bawah kolom harus ditebalkan. Penyediaan tumpuan di bawah kolom tanpa menambah ketebalan pelat juga membantu menerima beban berat.
3. Balok dan Pelat
Pada pondasi rakit tipe balok dan pelat, balok diletakkan dalam arah tegak lurus dan semua balok ini dihubungkan dengan pelat rakit. Kolom-kolom penyangga diletakkan tepat pada perpotongan balok-balok pondasi raft.
Fondasi MAT tipe ini cocok jika kolom-kolom memikul beban yang tidak sama dan terdapat ruang yang luas di antara kolom-kolom tersebut.
4. Bertumpuk
Pada jenis pondasi ini, pelat rakit ditopang oleh tiang pancang di dalam tanah. Jenis pondasi ini lebih disukai untuk tanah dengan kompresibilitas tinggi dan permukaan air yang tinggi.
Pondasi ini sangat cocok untuk bangunan bertingkat. Penyediaan tiang pancang di bawah rakit mengurangi jumlah penurunan dan juga mengontrol efek daya apung. Kapasitas beban ultimit fondasi juga meningkat.
5. Seluler
Pondasi jenis ini dapat menahan tekanan lentur yang sangat tinggi dan cocok untuk tanah yang gembur dan penurunannya tidak merata.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Memilih Pondasi Raft
Berikut ini adalah pertimbangan penting jika Anda ingin menggunakan pondasi MAT atau raft:
- Desain rakit biasanya memiliki ‘balok tepi’ yang dibentuk oleh sangkar tulangan baja, yang perlu dipasang dengan hati-hati di tempat. Balok penguat internal terkadang juga diperlukan.
- Investigasi lokasi biasanya diperlukan agar insinyur dapat memahami kondisi tanah. Untuk menghindari resiko tanah yang buruk.
- Desain rakit biasanya membutuhkan lapisan dasar yang keras untuk meratakan tanah. Batu ini harus dipadatkan secara mekanis.
- Pastikan tulangan baja tersusun setidaknya 450mm (untuk tulangan jaring dan baja ringan) dan diberi penutup beton 40mm.
- Isolasi biasanya ditempatkan di atas bagian atas rakit–berhati-hatilah untuk menghindari penghubung dingin di persimpangan dengan dinding luar.
Baca Juga: Sheet Pile: Pengertian, Fungsi, dan Keunggulan
Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Raft
Berikut beberapa kelebihan dari pondasi raft:
- Pondasi raft menyebar beban bangunan secara merata ke seluruh area fondasi. Hal ini membantu mengurangi risiko penumpukan beban pada titik-titik tertentu, sehingga mengurangi risiko deformasi atau kerusakan pada struktur bangunan.
- Pondasi raft memberikan stabilitas yang tinggi karena luas permukaan pondasi yang besar. Hal ini membuatnya cocok untuk tanah dengan daya dukung yang rendah atau tidak konsisten, karena beban bangunan didistribusikan ke area yang lebih luas.
- Pondasi raft mampu mengurangi dampak pergerakan tanah yang disebabkan oleh perubahan suhu, kelembaban, atau pergerakan tanah yang tidak stabil. Dengan menyebar beban secara merata, pondasi raft dapat membantu mencegah retak atau kerusakan pada struktur bangunan.
- Pondasi raft dapat lebih efisien secara biaya dibandingkan dengan jenis fondasi lainnya. Karena pondasi raft menggunakan satu lapisan beton yang meliputi seluruh area bangunan, tidak memerlukan penggunaan tiang pancang atau pondasi berbutir banyak.
Sementara, kekurangan dari pondasi raft adalah:
- Pondasi raft biasanya memerlukan kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan jenis pondasi lainnya. Ini dapat menjadi masalah jika terdapat batuan yang dalam di bawah tanah atau kondisi geologi tertentu yang sulit untuk dicapai.
- Pondasi raft meliputi seluruh area bangunan sehingga perubahan pada struktur bangunan atau perbaikan pada saluran utilitas yang melewati fondasi dapat lebih rumit dan mahal. Hal ini bisa menjadi tantangan jika ada kebutuhan untuk mengubah atau memperbaiki instalasi yang ada di bawah bangunan.
- Proses pembangunan pondasi raft dapat membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan jenis pondasi lainnya. Karena pondasi raft melibatkan pengecoran beton dalam satu tahap yang meliputi seluruh area bangunan, waktu pengeringan dan pemadatan beton dapat memakan waktu yang cukup lama sebelum konstruksi bangunan dapat dilanjutkan.
- Pondasi raft menggunakan jumlah beton yang lebih besar dibandingkan dengan jenis fondasi lainnya, biaya material dapat menjadi lebih tinggi. Selain itu, adanya pelapisan baja untuk meningkatkan kekuatan juga dapat meningkatkan biaya pembangunan.
Itulah beberapa informasi mengenai pondasi raft yang bisa kami sampaikan. Perlu diketahui bahwa Asbes Adimas tidak hanya memberikan informasi lengkap terkait material dan alat konstruksi, tetapi kami juga menawarkan berbagai jenis produk asbes dengan harga kompetitif.
Salah satunya, Asbes Adimas menyediakan asbes plafon dengan kualitas unggulan untuk melengkapi kebutuhan rumah Anda.
Kunjungi website kami untuk informasi selengkapnya, atau hubungi kami hari ini untuk konsultasi gratis.