Apa itu Konstruksi? Kenali 6 Jenis, Tahapan, dan Tekniknya

Terakhir Diperbarui: 22 July 2024
Penulis:
Dilihat:
Daftar Isi

Sebuah bangunan yang akan dibangun ataupun yang sudah dibangun umumnya memiliki sebuah rancangan dan desain yang sudah direncanakan sebelum bangunan tersebut dibangun. Rancangan inilah yang disebut dengan konstruksi bangunan.

Konstruksi bangunan merupakan sebuah aktivitas atau proses dalam pembuatan dan perancangan suatu bangunan. Konstruksi sangat penting dalam sebuah bangunan dikarenakan suatu konstruksi menentukan kerangka serta desain bangunan.

Pada umumnya konstruksi memerlukan perencanaan yang matang, bahan yang sudah disiapkan sesuai dengan perkiraan. Oleh karena itu, suatu konstruksi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang dengan berbagai macam teknik dan tahapan didalamnya.

Pada artikel ini, akan dijelaskan terkait konstruksi bangunan mulai dari definsi, teknik dan tahapan yang umum digunakan, hingga bahan-bahan yang umum diperlukan selama konstruksi. Simak penjelasannya berikut.

Pengertian Konstruksi

Secara umum menurut bahasa, konstruksi dapat diartikan sebagai proses atau kegiatan pembangunan gedung atau bangunan secara nyata dengan bahan-bahan atau teknik yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan desain bangunan.

Sehingga, dapat disimpulkan melalui pengertian secara umum bahwa diperlukan tenaga kerja yang cukup banyak dan waktu yang tidak singkat untuk mengerjakan suatu bangunan. Hal ini supaya bangunan yang dibangun sesuai dengan rancangan awal.

Sementara secara spesifik, konstruksi adalah proses untuk menjadikan atau membangun sebuah bangunan secara terstruktur dan profesional dengan dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli. Adapun elemen-elemen yang ada biasanya seperti jendela, pintu, dinding, hingga masih banyak lagi.

Tahapan Konstruksi

Seseorang sedang mengecek konstruksi pada bangunan
Pengecekan Kontruksi pada Bangunan (Sumber: pexels.com)

Dalam konstruksi, terdapat teknik dan tahapan yang harus ditempuh untuk membangun suatu gedung atau bangunan. Setiap bangunan yang dibangun memiliki teknik yang berbeda-beda tergantung pada preferensi dan kebutuhan dari bangunan itu.

Oleh karena itu, suatu teknik yang digunakan harus runtut dan bertahap. Sebuah bangunan dengan teknik yang sesuai dan tahapan yang tidak tumpang tindih akan memiliki fungsi yang efektif dan menambah nilai guna. Berikut adalah tahapan dalam bangunan.

1. Strategi

Perekrutan pihak konsultan diperlukan pada tahap pertama ini untuk memastikan garis besar pelaksanaan proyek. Briefing, studi kelayakan, pemilihan desain, anggaran biaya, semua itu adalah beberapa tugas yang dilakukan selama tahap perencanaan.

2. Design

Perancangan adalah tahap kedua, yang dibagi lagi menjadi tiga fase, yaitu sebelum, perkembangan, dan setelah.Pada tahap akhir, dokumen rancangan desain yang disetujui harus siap untuk digunakan sebagai referensi selama proses pembangunan.

3. Pengadaan barang

Setelah rancangan desain terakhir disetujui, langkah selanjutnya adalah memilih konsultan pengawas untuk mengawasi.Pada tahap ini, pengadaan kontraktor yang bertanggung jawab untuk mengelola proses pembangunan itu sendiri juga diperlukan.

4. Pengembangan

Pembangunan fisik dilakukan sesuai dengan rancangan desain yang sudah disetujui, yang merupakan tahap terakhir dari konstruksi. Dalam tahap ini pembangunan bisa dilakukan ketika surat perintah kerja atau SPK sudah diluncurkan dan kontraktor sudah menandatangani persetujuan kontrak.

Jenis-Jenis Konstruksi

Konstruksi juga memiliki banyak jenis. Berikut adalah jenis-jenis yang biasanya sering digunakan oleh kontraktor.

Selain itu terdapat jenis-jenis pada konstruksi yang perlu dipahami. Berikut adalah jenis-jenisnya.

1. Konstruksi Struktural

Konstruksi gedung umum adalah jenis pertama. Sebagian besar, individu, sekelompok orang, atau instansi pemerintah membuat gedung ini sendiri dengan bantuan kontraktor profesional.

Rumah sakit, stasiun kereta api, pusat perbelanjaan, museum, gedung perkantoran, dan pusat perbelanjaan adalah contoh jenis ini.

2. Konstruksi Perusahaan

Konstruksi industri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pabrik, berbeda dengan pembangunan bangunan yang ditujukan untuk umum.Persyaratan khusus diperlukan untuk jenis industri, terutama untuk industri seperti minyak, tambang, dan mineral bersih.

jenis industri membutuhkan tenaga ahli yang mahir dalam penggunaan teknologi tertentu agar operasinya berhasil.

3. Konstruksi Teknik

Jenis ketiga adalah jenis teknik, yang melibatkan desain dan perencanaan bangunan khusus oleh ahli di bidang mereka. Konstruksi teknik, seperti gedung, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dan umum.

Contoh jenis teknik dalam kehidupan sehari-hari adalah pembangunan jalan raya atau jalan tol.

4. Konstruksi Permukiman

Jenis ini adalah konstruksi yang membangun tempat tinggal dengan mempertimbangkan tata ruang masa depan. Kisaran waktu masa depan ini sekitar dua puluh tahun sejak konstruksi dimulai, termasuk pembangunan tempat permukiman.

5. Konstruksi Gedung

Adalah jenis yang mempertimbangkan penataan fasilitas yang sesuai dengan tata letak ruang kota yang cocok untuk gedung tinggi dan tidak melebar.

6. Konstruksi Rekayasa Berat

Konstruksi rekayasa berat merupakan konstruksi yang mempertimbangkan keterbengkalaian penggunaan alat-alat hasil penyewaan.

Jenis konstruksi ini ditandai dengan banyaknya peralatan berat di dalam bangunan. Penataan alat-alat berat di dalam konstruksi rekayasa berat bertujuan untuk mengurangi sewa dari alat-alat tersebut.

Teknik dalam Konstruksi Bangunan

Adapun teknik-teknik pada konstruksi mengikuti tahapan konstruksi bangunan. Berikut adalah teknik-tekniknya.

1. Pra-konstruksi

Sebelum memulai pembangunan fisik secara total, fase pra-konstruksi atau persiapan merupakan langkah awal yang krusial. Tujuannya agar mempersiapkan bahan-bahan rancangan bangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi.

Pada tahap ini, berbagai persiapan penting dilakukan. Berikut adalah teknik-teknik yang sering dilakukan.

  • Perencanaan dan Desain: Arsitek dan insinyur merancang struktur, menentukan material, dan membuat gambar kerja yang detail.
  • Perizinan: Izin bangunan dan persetujuan dari berbagai pihak terkait diperoleh untuk memastikan legalitas proyek.
  • Anggaran: Perkiraan biaya total proyek dihitung secara detail, termasuk biaya material, tenaga kerja, dan peralatan.
  • Manajemen Kontrak: Kontrak dengan kontraktor dan subkontraktor dibuat untuk memastikan tanggung jawab dan standar kualitas.

2. Mobilisasi

Setelah semua persiapan selesai, fase mobilisasi menandai dimulainya kegiatan di lokasi proyek. Fase ini dimaksudkan untuk menggerakkan tenaga kerja dan kontrakor ke lokasi pembangunan. Pada tahap ini, beberapa hal penting dilakukan.

  • Penataan Lokasi: Persiapan lahan, pengukuran, dan penggalian dilakukan untuk menyiapkan area pembangunan.
  • Pengadaan Material: Material bangunan seperti batu bata, semen, besi beton, hingga kayu didatangkan ke lokasi.
  • Pemasangan Peralatan: Alat berat pada peralatan konstruksi lainnya didatangkan lalu dipasang di lokasi.
  • Pembangunan Fasilitas Pendukung: Fasilitas seperti kantor proyek, gudang material, dan tempat tinggal pekerja didirikan.

3. Struktur

Fase struktur merupakan tahap krusial dalam pembangunan, di mana struktur utama bangunan didirikan. Beberapa langkah penting dalam fase ini yaitu:

  • Pengecoran Fondasi: Fondasi, dasar bangunan, dibuat dengan menuangkan beton ke dalam bekisting yang telah disiapkan.
  • Pemasangan Kolom dan Balok: Struktur rangka bangunan, terdiri dari kolom dan balok, didirikan menggunakan beton bertulang atau baja.
  • Pemasangan Dinding: Dinding bata atau panel beton dipasang untuk membentuk ruang-ruang di dalam bangunan.
  • Pembuatan Plat Lantai: Lantai beton dituang untuk menciptakan permukaan yang kokoh dan rata.

4. Pemasangan

Pada fase ini, berbagai komponen dan sistem penunjang bangunan dipasang, seperti:

  • Pemasangan Atap: Struktur atap, termasuk rangka atap, penutup atap, dan talang air, dipasang untuk melindungi bangunan dari cuaca.
  • Pemasangan Jendela dan Pintu: Jendela dan pintu dipasang untuk memungkinkan akses keluar masuk dan pencahayaan alami.
  • Pemasangan Instalasi: Jaringan pipa air, kabel listrik, dan sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) dipasang.
  • Plesteran dan Finishing: Dinding dan langit-langit diplester dan dilapisi dengan cat atau bahan finishing lainnya.

5. Mekanika Listrik

Sistem mekanika dan listrik merupakan elemen penting dalam sebuah bangunan. Merangkai rangkaian listrik pada bangunan memerlukan kehati-hatian supaya konstruksi tidak akan rusak atau berubah karena pemasangan instalasi listrik..Pada fase ini, beberapa hal penting dilakukan:

  • Pemasangan Instalasi Listrik: Kabel listrik dan perangkat seperti kotak panel, sakelar, stopkontak dipasang.
  • Pemasangan Sistem Pencahayaan: Lampu atau sistem pencahayaan dipasang untuk menerangi interior dan eksterior bangunan.
  • Pemasangan Sistem Mekanikal: Sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) dipasang untuk mengatur suhu dan kualitas udara di dalam bangunan.
  • Pemasangan Sistem Keamanan: Sistem keamanan seperti alarm kebakaran, CCTV, hinga akses kontrol dipasang untuk meningkatkan keamanan bangunan.

6. Finishing dan Detail

Fase finishing merupakan tahap akhir dalam proses konstruksi, di mana detail serta sentuhan akhir ditambahkan untuk memberikan tampilan yang sempurna pada bangunan. Fase finisihing adalah fase yang paling cepat karena suatu bangunan hanya memerlukan improvisasi

Beberapa hal yang dilakukan pada fase ini.

  • Pemasangan Keramik dan Granit: Lantai dan dinding dilapisi dengan keramik, granit, atau material finishing lainnya.
  • Pemasangan Peralatan Sanitasi: Wastafel, toilet, shower yang dipasang di kamar mandi.
  • Pemasangan Perlengkapan Interior: Pintu, jendela, dan elemen interior lainnya dipasang untuk melengkapi tampilan bangunan.
  • Pembersihan dan Penataan: Lokasi proyek dibersihkan dan ditata kembali untuk memberikan kesan rapi dan siap digunakan.

7. Penyerahan hingga Uji Coba

Setelah semua pekerjaan selesai, bangunan diserahkan kepada pemilik atau pihak yang berkepentingan. Pada tahap ini, beberapa hal penting dilakukan. Tahapan penting yang umum ditemui adalah inspeksi dan uji coba dimana bangunan diperiksa dan diuji coba untuk memastikan kelayakan dan keamanan.

Bahan Konstruksi

Dalam konstruksi ada beberapa bahan yang diperlukan. Bahan-bahan tersebut umumnya merupakan bahan esensial yang sering ditemui. Berikut adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam konstruksi.

1. Bahan Struktur

Adalah bahan yang bersifat fundamental dalam konstruksi, biasanya digunakan untuk membentuk kerangka dan pondasi bangunan. Bahan struktur diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Batu Bata: Digunakan untuk membangun dinding hingga partisi.
  • Beton: Digunakan untuk fondasi, struktur rangka, lantai, dan berbagai elemen struktural lainnya.
  • Baja: Digunakan untuk struktur rangka bangunan tinggi, jembatan, dan struktur lainnya yang membutuhkan kekuatan tinggi.
  • Kayu: Digunakan untuk rangka atap, kusen jendela dan pintu, lantai, dan elemen dekoratif.

2. Bahan Pengikat

Bahan pengikat digunakan untuk mengikat materi pada bahan struktur supaya menyatu dan memperkuat struktur bangunan.

  • Semen: Digunakan sebagai bahan perekat untuk batu bata, beton, dan bahan bangunan lainnya.
  • Pasir: Digunakan sebagai campuran untuk beton, mortar, ataupun plester.
  • Kerikil: Digunakan sebagai agregat dalam beton serta campuran lainnya.
  • Aspal: Digunakan untuk melapisi jalan atau area luar ruangan lainnya.

3. Bahan Penutup

Sering digunakan pada kerangka dan struktur atap bangunan. Berikut adalah bahan-bahan penutup konstruksi.

  • Genteng: Digunakan untuk menutupi atap dan melindungi bangunan dari cuaca.
  • Logam: Digunakan untuk atap, talang air, dan elemen eksterior lainnya.
  • Kaca: Digunakan untuk jendela, pintu, dan elemen dekoratif lainnya.
  • Cat: Digunakan untuk melapisi dinding, langit-langit, dan elemen interior dan eksterior lainnya.

4. Bahan Instalasi

Sering digunakan untuk menghubungkan bangunan dengan instalasi lainnya seperti listrik dan air. Berikut adalah bahan-bahan konstruksi untuk instalasi.

  • Pipa: Digunakan untuk mengalirkan air, gas, hingga limbah.
  • Kabel: Digunakan untuk mengalirkan listrik.
  • Peralatan Sanitasi: Digunakan untuk kamar mandi ataupun dapur.
  • Sistem HVAC: Digunakan untuk mengatur kualitas suhu udara di dalam bangunan.

5. Bahan Lainnya

  • Batu alam: Digunakan untuk dekorasi eksterior maupun interior.
  • Granit: Digunakan untuk lantai, countertops, atau elemen dekoratif lainnya.
  • Keramik: Digunakan untuk lantai, dinding, hingga elemen dekoratif lainnya.
  • Kayu lapis: Digunakan untuk panel dinding, lantai, serta elemen struktural lainnya.

Kesimpulan

Demikian penjelasan artikel ini terkait pengertian dari konstruksi, tahapan, teknik yang digunakan selama proses konstruksi berlangsung, hingga bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan tahapan. Konstruksi dapat dikatakan sebagai bagian terpenting dalam pembangunan.

Konstruksi dalam pembangunan adalah cara menentukan desain atau kerangka bangunan. Salah satu bahan dalam konstruksi yang sering ditemui sebagai bahan penutup adalah asbes gelombang. Asbes kami terbuat dari bahan yang kuat nan tahan lama.

Jika Anda berminat, Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.

Rekomendasi Artikel Terkait